watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

HASIL IMAJENASI ISTRIKU

Aku dan istriku, Risnawati yang biasa kupanggil
dengan Ris, sudah menikah kira-kira 4 tahun.
Istriku saat ini berprofesi sebagai ibu rumah
tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah
perguruan tinggi negeri. Sedikit gambaran fisik
tentang istriku, Ris pada saat ini berumur 29
tahun, berkulit putih, berambut ikal sepunggung,
dengan payudara yang cukup besar (34B)
berbentuk bagus sekal, tinggi 155 cm, berat 50
kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun
sintal. Pinggulnya serasi dengan bentuk
badannya dan kedua bongkahan pantatnya
sekali. Secara umum, dia cukup seksi.
Telah lama kami mempunyai fantasi untuk
melakukan aktifitas seks three some. Biasanya,
sebelum melakukan Making Love, kami
mengawalinya dengan saling menceritakan
fantasinya masing-masing. Fantasi yang paling
merangsang bagi kami berdua, adalah
membayangkan Ris melakukan hubungan seks
dengan laki-laki lain dengan kehadiranku. Sekedar
informasi, Ris memang mempunyai gairah seks
yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, aku
biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali.
Setelah ejakulasi, meskipun sekitar satu jam
kemudian penisku bisa ereksi lagi, umumnya
aku merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin
akibat beban pekerjaan yang cukup berat.
Karenanya, biasanya ketika dia minta agar bisa
mencapai orgasme berikutnya, paling banter aku
melakukannya dengan tangan, atau
membantunya bermasturbasi dengan dildo.
Walaupun demikian selama ini dia bisa merasa
puas dengan cara tsb.
Setelah sekian lama mempunyai fantasi tsb,
suatu hari aku tanya apakah ia mau
merealisasikan fantasi tsb. Pada awalnya ia cuma
tersenyum dan mengira aku cuma bercanda.
Namun setelah aku desak, ia balik bertanya
apakah aku serius. Aku jawab, ya aku serius.
Terus dia tanya lagi apakah nanti aku masih akan
tetap sayang sama dia, aku jawab ya, aku akan
tetap menyayanginya sepenuh hati, sama seperti
sekarang. Lalu aku tambahkan, bahwa motivasi
utama aku adalah untuk membuatnya bahagia
dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya.
Melihat wajahnya ketika mencapai orgasme,
selain sangat merangsang juga memberikan
kepuasan tersendiri bagiku.
Akhirnya dia jawab dia mau melakukannya kalau
moodnya mengijinkan. Kemudian aku dan Ris
mendiskusikan kira-kira dengan siapa kami
melakukannya, akhirnya pilihan datang kepada
seorang teman dekatku, namanya Vence biasa
kupanggil dengan Ven, yang telah lama kami
kenal, namun jarang bertemu karena tinggal di
kota lain. Sejak itu sering fantasi kami melibatkan
kehadiran Ven. Usia Ven 33 tahun, sama
denganku, meski demikian tubuhnya lebih tinggi
kurang lebih 175 cm dan besar serta tegap,
maklum dia adalah keturunan campuran Eropa-
Indonesia.
Akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, aku
menghubungi Ven dari kantorku. Setelah
berbasa-basi sebentar, lalu aku mulai
menceritakan tentang fantasi-fantasi kami.
Sebagai sahabat lama, kami terbiasa berbicara
terbuka, termasuk masalah seks. Ven tampak
antusias mendengar ceritaku dan dia
menyatakan kesanggupannya. Mengingat
kesibukan bisnisnya, dia merencanakan untuk
datang ke kotaku sekitar 2-3 minggu lagi. Tidak
lupa aku tegaskan, bahwa semua rencana ini
sepenuhnya bergantung kepada kesediaan
istriku. Artinya jika pada saat-saat terakhir Ris
berubah pikiran, maka sama sekali tidak boleh
ada satu pihakpun yang memaksakan
kehendaknya. Aku katakan juga, dia tidak boleh
berlaku kasar terhadap Ris, sebab kepuasan Ris
adalah segala-galanya. Ven setuju dan dapat
memakluminya.
Akhirnya waktu yang yang ditunggu tiba, baik
Ris maupun aku cukup gugup menghadapi apa
yang telah kita rencanakan. Namun aku
meyakinkan Ris bahwa dia boleh berubah pikiran
kapanpun. Sekitar pukul 6 sore Ven datang, pada
saat itu aku masih berada di kantor, Ris
mengabarkan kedatangannya melalui telepon.
Pukul 7 aku tiba di rumah, tampak Ven telah
mandi dan ganti baju dan sedang menonton TV.
Sementara itu Ris sedang berada di kamar
mandi. Setelah ngobrol sebentar, kemudian aku
masuk ke kamar untuk menyimpan tas dan
mengganti pakaian. Pada saat bersamaan Ris
baru keluar dari kamar mandi (kamar mandi
terletak di dalam ruang tidur kami) dengan hanya
memakai handuk. Dia tampak sangat cantik
malam itu. Sementara aku mengganti pakaian,
Ris mengenakan daster pendek berwarna
merah. Ris tampak cantik dengan daster
tersebut, panjang daster tsb hanya sampai ke
pertengahan paha, tampak kontras dengan
pahanya yang berwarna putih mulus.
Sementara Ris masih menyisir rambut dan
memakai parfum, aku keluar menemui Ven.
Setelah beberapa saat kami mengobrol, bercerita
tentang keadaan masing-masing. Ris kemudian
keluar kamar. Ven hampir tak berkedip menatap
Ris yang benar-benar tampil seksi malam itu.
Singkat cerita, setelah selesai makan malam kami
sama-sama duduk di karpet, menonton acara
TV yang saat itu sedang berlangsung. Posisinya
Ven, kemudian Ris di tengah menyender di
dadaku. Terus terang suasana saat itu agak
canggung dan kami benar-benar tidak tahu cara
untuk memulai semua rencana yang telah
disusun.
Akhirnya aku mengambil inisiatif dengan mulai
menyentuh dan melingkarkan tangan di dada Ris
dan menyentuh payudaranya dari luar daster.
Mendapat tindakan demikian Ris mulai
terangsang dan nafasnya mulai tidak teratur.
Segera setelah itu, aku lumat bibirnya dan tangan
aku mulai menyusup ke balik dasternya.
Ternyata saat itu Ris sudah tidak memakai BH.
Ris benar-benar terangsang kini. Pada saat itu
tangan Ven mulai mengelus-elus paha Ris yang
telah terbuka, karena daster mininya telah
terangkat ke atas. Kaki Ris yang tadinya tertekuk
ditarik, sehingga sekarang Ris berada dalam
posisi duduk sambil bersandar padaku dengan
kedua pahanya yang agak terbuka dan kaki
melonjor ke depan. Tangan Ven mulai bergerilya
pada bagian paha atas Ris.
Kemudian Ven menarik tangan Ris dan
meletakkannya di atas pangkuan Ven. Secara
reflek, dalam keadaan terangsang, Ris
mengusap-usap kemaluan Ven yang telah
tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana
Ven terlihat menggembung besar. Aku mengira-
ngira betapa besar kemaluan Ven ini. Sementara
bibirku mulai menyusur leher dan belakang
telinganya (bagian yang paling sensitif baginya).
Setelah itu aku berbisik di telinga Ris, inilah saat
untuk merealisasikan fantasi kita. Lalu aku
melepaskan pelukanku untuk memberi
kesempatan pada Ven untuk beraksi.
Sekarang Ven mulai mengambil alih permainan
selanjutnya. Ditariknya Ris ke pelukannya dan
tangannya yang satu langsung mendekap
payudara Ris yang sebelah kanan, sedangkan
tangannya yang satu mengelus-elus punggung
Ris sambil mulutnya melumat bibir Ris dengan
gemas. Tangan Ven yang berada di payudara
Ris disisipkan pada belahan daster Ris yang
terbuka dan mulai memelintir dengan halus
ujung putingnya yang telah mengeras.
Kemudian Ven menarik tangan Ris ke arah
resluiting celana Ven yang telah terbuka dan
menyusupkan tangannya memegang kemaluan
Ven yang telah tegang itu. Kelihatan Ris agak
tersentak ketika terpegang senjata Ven yang
tampaknya besar itu.
Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian
Ris membuka celana Ven sehingga kemaluannya
tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru
bebas dari kungkungan dan sekarang dengan
jelas terlihat. Aku sangat terkejut melihat
kemaluan Ven yang sangat besar dan panjang
itu. Kemaluan yang sebesar itu hanya ada di
film-film BF barat saja. Batang penisnya
berdiameter 7 cm dikelilingi oleh urat-urat yang
melingkar dan pada ujung kepalanya berbentuk
topi baja yang sangat besar, panjangnya
mungkin lebih dari 20 cm, pada bagian
pangkalnya ditumbuhi dengan rambut pirang
yang lebat.
Setelah keluar dari celananya kelihatan seram,
jauh lebih panjang dan besar dari punyaku.
Sesaat Ris menoleh ke arahku, dari sinar
matanya yang agak panik, tampak dia agak
ketakutan dan tidak menduga akan menghadapi
penis yang sebesar itu. Aku mulanya juga agak
ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini,
kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak
hati pada Ven yang telah bersedia memenuhi
keinginan kami itu.
Kemudian aku mengangguk sambil tersenyum
memberi semangat pada Ris. Mendapatkan
persetujuanku dan dorongan semangat itu, Ris
kemudian dengan kedua tangannya memegang
penis Ven dan mulutnya mendekat ke kemaluan
Ven. Ris mulai menjilati kepala penis Ven yang
besar itu. Kemudian setelah cukup basah oleh air
ludahnya, perlahan Ris mulai memasukkan penis
Ven ke dalam mulutnya. Terlihat sangat susah
bagi Ris untuk bisa memasukkan penis yang
besar itu ke dalam mulutnya. Terlihat mulutnya
harus dibuka lebar-lebar untuk bisa menampung
penis Ven yang dahsyat itu. Ven tampak sangat
menikmati isapan Ris itu.
Kira-kira sepuluh menit Ris mengulum kemaluan
Ven, kemudian Ven menarik kepala Ris dan
mendekatkan ke mukanya dan kemudian
melumat bibir Ris. Ris balas melumat bibir Ven
dengan ganasnya, sementara tangan Ven
merambah ke payudara Ris dan mulai membuka
daster Ris. Setelah daster terlepas, sambil tetap
berciuman, tangan Ven mulai menyusup ke balik
celana dalam Ris yang berwarna cream sambil
memainkan clitoris Ris. Tangan Ris sendiri tidak
tinggal diam, ia terus mengelus kemaluan Ven
yang semakin menegang.
Kemudian Ven menggendong Ris dan
membawanya ke kamar tidur tamu. Terlihat Ris
sangat kecil dalam gendongannya, dibandingkan
badan Ven yang besar itu. Secara perlahan
kemudian Ven meletakkan Ris di ranjang dan
membuka celana dalam Ris. Hingga kini Ris telah
telanjang bulat. Tampak kulitnya yang putih dan
vaginanya yang tanpa rambut (Ris biasa
mencukur bulu vaginanya secara teratur)
merekah dan tampak basah. Kemudian Ven
perlahan-lahan mengarahkan bibirnya ke leher
Ris, kemudian turun ke dadanya dan mulai
melumat puting payudara Ris bergantian.
Sementara itu aku terus memperhatikan dari
pintu kamar dengan menahan birahi yang
sangat memuncak. Setelah puas bermain-main
di payudara Ris, Ven kemudian mulai menciumi
pusar Ris sampai akhirnya mulai menjilati lubang
vagina Ris yang semakin basah. Setelah
berlangsung kira-kira 30 menit, tampak Ris mulai
mendekati orgasme, mengetahui demikian, Ven
kemudian mulai mengarahkan penisnya ke
vagina Ris yang makin merekah. Sebelum
memasukkan penisnya, tidak lupa Ven
menggosok-gosok kepala penisnya pada bibir
vagina Ris. Badan Ris menggelinjang kegelian
merasakan gosokan penis Ven pada vaginanya.
Perlahan-lahan Ven mulai memasukkan
penisnya ke vagina Ris. Ris berusaha membantu
dengan membuka bibir vaginanya lebar-lebar.
Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu
masuk ke dalam lubang vagina Ris yang kecil.
Tangan Ven yang satu memegang pinggul Ris
sambil menariknya ke atas, sehingga pantat Ris
agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan
tangannya yang satu memegang batang
penisnya yang ditekan masuk ke dalam vagina
Ris.
Sementara Ven sedang berusaha memasukkan
penisnya kedalam memek Ris, badan Ris terlihat
menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya
terdengar suara, “aahh…, aahh…, ssshh…,
ssshh”, seperti orang sedang kepedasan. Pada
waktu Ven mulai menekan penisnya, terdengar
jeritan tertahan dari mulut Ris, “Aduuhh…,
sakiiitt…, Veenn…, pelan-pelan…, doong”. Ven
agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk
memberikan kesempatan pada Ris mengambil
nafas, kemudian Ven melanjutkan kembali
usahanya untuk menaklukkan vagina Ris. Aku
agak kasihan juga melihat keadaan itu,
disamping itu melihat badan Ris yang
menggeliat-geliat dan tangannya yang
mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat,
membuatku terangsang dengan hebat. Ven
dengan pasti tetap mendorong kemaluannya
masuk secara perlahan-lahan ke dalam vagina
Ris.
Akhirnya sesaat kemudian, hampir seluruh
kemaluan Ven masuk ke dalam vagina Ris. Ven
kemudian menggerakkan penisnya keluar masuk
dengan irama yang teratur, sementara Ris
mengimbangi dengan mengerakkan pantatnya.
Tidak lama kemudian, Ris mencapai klimaks.
Tubuhnya mengejang dan mulutnya
mengeluarkan jeritan tertahan, “Aku sampaai
Veeenn…, peluk aku kuat-kuat”. Bersamaan
dengan itu, kakinya melingkar di pinggang Ven
dan mengunci dengan erat. Sementara Ven
hampir tidak bisa bergerak dan hanya
menekankan kemaluannya ke dalam vagina Ris
sekuat mungkin. Tak lama, Ris mulai tampak
rileks dan melonggarkan kakinya yang melingkar
di pinggang Ven.
Sementara Ven kemudian meneruskan gerakan
keluar-masuk penisnya secara perlahan-lahan
dan Ris hanya diam kelelahan dengan nafas yang
tidak teratur. Tidak lama, tampaknya birahi Ris
mulai bangkit lagi dan menggerakkan pantatnya
lagi. Maklum wanita kan bisa mengalami multiple
orgasme.
Tidak lama kemudian, Ven mencabut penisnya
dari vagina Ris dan meminta Ris untuk
menungging. Kemudian Ven memasukkan
kemaluannya ke vagina Ris dari belakang. Aku
yang sejak tadi hanya menyaksikan mulai tidak
tahan, kemudian aku mendekat, membuka
celana, dan mengarahkan kemaluanku yang
sudah sangat tegang ke mulut Ris. Dengan
sangat bernafsu, Ris mengulum penisku
sementara Ven tampak menggerakan
pinggulnya semakin cepat. Tidak lama kemudian
tampaknya Ven hampir mencapai klimaksnya
dan mengerakkan pantatnya dengan sangat
cepat. Ris mengimbangi gerakan Ven dan
melepaskan penisku dari mulutnya, sambil
mengeluarkan erangan Ris berkata, “Ayo Ven
gerakkan yang cepat…, ah…, uh”. Setelah itu Ven
ejakulasi dan menekankan pantatnya rapat-rapat
sehingga pinggulnya menempel ketat pada
pinggul Ris. Dan pada saat hampir bersamaan
Ris pun kembali mencapai orgasme. Tak lama
Ven mencabut penisnya dan tidur telentang di
samping Ris.
Aku kemudian duduk di kursi sofa yang ada di
ruang tidur itu dan menarik Ris. Perlahan Ris
jongkok di atasku dan mulai menurunkan
vaginanya yang tampak membengkak ke arah
kemaluanku (mungkin akibat barang Ven yang
sangat besar itu). Dengan mudah penisku masuk
ke dalam vagina Ris, maklum setelah cukup lama
barang Ven yang besar itu keluar masuk,
membuat vagina Ris agak melar. Walau
demikian, aku tidak bisa menahan ejakulasi
terlalu lama, mungkin akibat pengaruh situasi,
tidak lama penisku memuntahkan cairan sperma
di dalam vagina Ris, sampai meluber keluar.
Tampak Ven terbaring dengan lesu di ranjang
dan aku di sofa. Tampaknya energi kami benar-
benar terkuras. Sementara Ris kemudian pergi ke
kamar mandi, untuk pipis dan membersihkan
sisa-sisa spermaku di vaginanya. Kira-kira
setengah jam kami beristirahat, Ris berinisiatif
mengulum kemaluan Ven yang masih
mengkerut. Sementara aku hanya
memperhatikan. Tidak lama, kemaluan Ven
mulai membesar lagi setelah beberapa saat
dikulum. Ris kemudian mengangkangkan
kakinya di atas Ven yang telentang tidur dan
menghadapkan wajahnya ke arah penis Ven.
Ven kemudian menjilati vagina Ris sampai ke
lubang anusnya, dan Ris sendiri sibuk
mengulum dan menghisap penis Ven. Melihat
pemandangan ini, kemaluanku pun mulai
menegang kembali.
Tak lama Ris bangun dan duduk di atas Ven,
kemudian Ris memasukkan penis Ven ke
vaginanya dengan posisi Ris di atas. Ris menaik-
turunkan pantatnya dengan bibir vagina
mencengkeram penis Ven dengan erat. Ketika
Ris menaikkan pantatnya, bibir vaginanya turut
tetarik keluar mencengkeram kemaluan Ven.
Sungguh pemandangan yang sangat
mengairahkan. Makin lama gerakan Ris makin
cepat dan tak lama Ris tampak mencapai
orgasmenya dan menekankan pantatnya kuat-
kuat sehingga penis Ven masuk seluruhnya.
Setelah itu Ris menarik pantatnya dan jongkok di
tepi ranjang sambil mengulum kemaluan Ven.
Sementara vaginanya mengarah ke arahku.
Melihat pemandangan demikian, aku
memasukkan penisku ke vagina Ris dari
belakang, sementara mulutnya sibuk mengulum
kemaluan Ven keluar masuk.
Kira-kira sepuluh menit kemudian, Ris kembali
mencapai orgasmenya dan aku rasakan
vaginanya menjepit penisku dengan erat. Tak
lama aku pun kembali mencapai ejakulasi.
Setelah itu Ris mengelap sisa air maniku yang
tertinggal di mulut vaginanya dengan handuk
kecil, Ris kemudian berbaring di ranjang dan Ven
kembali memasukkan penisnya ke vagina Ris.
Setelah hampir satu jam, dan Ris telah mencapai
dua kali orgasme lagi, barulah Ven pun
mencapai orgasmenya, namun kali ini Ven
mengeluarkan penisnya dari vagina Ris,
sehingga spermanya muncrat ke payudara dan
perut Ris. Sambil tersenyum Ris membalurkan
sperma tsb ke seluruh dada dan perutnya, untuk
menikmati kehangatannya. Setelah itu Ris
kemudian mengelapnya dengan handuk kecil.
Sementara Ven tampak kelelahan namun sangat
menikmati. Ven kemudian mencium bibir Ris,
istriku dan memeluknya. Ris berkata bahwa ia
sangat menikmati malam itu dan tersenyum
manis kepadaku. Kemudian mereka berdua
tertidur di ranjang dengan tubuh telanjang,
sementara aku tertidur kelelahan di atas sofa.


Adult | GO HOME | Exit
1/888
U-ON

inc Powered by Xtgem.com